Jumat, 05 Agustus 2011

GAYA BAHASA

A. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style diturunkan dari kata latin stilus,yaitu semacam alat untuk menulis pada lempeng lilin.keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi.pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau menggunakan kata-kata secar indah. Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulus (pemakai bahasa)
Lain halnya dengan tarigan (1985:5) yang mengemukakan “gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum”
Atmazaki (2005:08), mengemukakan “gaya bahasa naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ceritanya.penggunaan gaya bahasa dalam mengungkapan ide atau tema yang diajukan dalam karya sastra dapat beragam dari pengarang yang satu kepada pengarang yang lain”. Hal senada diungkapkan oleh semi (1984:38-41), gaya penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa.tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amat penting. Tanpa bahasa, tanpa gaya bahasa, sastra tidak ada. Gaya bahasa yang digunakan oleh sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik karena selain dekat dengan watak dan jiwa penyiar, juga membuat bahasa yang digunakan berbeda dalam makna dan kemesraannya. Jadi, gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.
Gaya bahasa menyangkut kemahiran mengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi. Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang. Penggunaan bahasa harus relevan dan menunjang permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat menggunakan alur, penokohan, latar, tema dan amanat. Penggunaan gaya bahasa oleh pengarang yang langsung jadi narrator akan memberi petunjuk suasana, waktu dan tempat ( Muhardi dan Hasanudin ws, 2006:43-45)
Berdasarkan pendapat para ahli bahasa di atas, disimpulkan bahwa gaya bahasa ditekankan pada keahlian untuk menulis indah dan unik.gaya bahasa yang digunakan seseorang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang dapat mencerminkan jiwa dan kepribadian pengarang. Gaya bahasa yang baik dikategorikan pada bahasa yang relevan dan dapat menunjang permasalahan yang hendak dikemukakan serta bahasa yang dengan tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema dan amanat.
B. Jenis-jenis Gaya Bahasa
Muhardi dan Hasanudin WS (2006:44-45) mengemukakan bahwa gaya bahasa (style) di kelompokkan menjadi emoat jenis, yaitu: “ (a). penegasan terdiri dari: pleonalisme, repetisi, klimaks, anti klimaks, retoris dll. (b). pertentangan terdiri dari; paradoks, antitesis, dll. (c). perbandingan, terdiri dari; metafora, personifikasi, asosiasi, paralel, dll. (d). Sindiran, terdiri dari; ironisme, sarkasme dan sinisme.
Keraf (2006:116-145) menambahkan penjelasan tentang gaya bahasa menurut ahli bahasa diatas, yaitu: pleonalisme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran satu gagasan, misalnya: darah yang merah itu melumuri seluruh tubuhnya. Repetisi adalah: perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya: bukan cemburu bukan iri hati, dan bukan juga dengki, hanya memperingatkan kau tentang akibatnya bergaul bebas. Klimaks disaebut juga gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya, misalnya: kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan. Anti klimaks adalah: gaya bahasa yang merupakan suatu acuan gagasan-gagasannyadiurutkan yang terpenting berturut-turut kegagasan yang kurang penting, misalnya: Ia ibu kota, di kota-kota besar, di desa bahkan dipelosok-pelosok yang terpencil semuanya merayakan hari kemerdekaan. Retoris adalah gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstuksi biasa untuk mencapai efek tertentu.
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada, misalnya: ia mati kelaparan ditengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah. Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan, misalnya: kaya- miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadapkeamanan bangsa dan negara. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat, misalnya: orang itu buaya darat. Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati, atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan, misalnya: kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu.
Paralel adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduku fungsi yang sama, misalnya: bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. Ironisme adalah gaya bahasa yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya, misalnya: saya tahu anda adalah seorang gadis yang paling cantik didunia ini yang perlu mendapat terhormat!. Sarkasme adalah gaya yang selalu menyakiti hati dan kurang enak didengar, misalnya: kelakuanmu memuakkan saja. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan hati, misalnya: memang anda adalah seorang gadis yang tercantik di seantero jagad ini yang mamou menghancurkan seluruh isi jagad ini.
C. Jenis Perangkat Usaha dan Tindakan Penutur
Semi (1984:39) mengemukakan, dalam setiap kali bertutur si penutursel;alu berupaya mempengaruhi pendengar atau penanggap tuturannya. Berbagai usaha atau tindakan yang dilakukannya agar pendengar atau pembaca tertarik dan terpengaruh oleh gagasan yang disampaikan melalui tuturannya itu,adapun usaha terdebut antara lain:
1. pemilihan materi bahasa
pengarang berusaha mengadakan seleksi terhadap pembendaharaan bahasanya agar gagasan yang hendak disampaikannya mampu diwadahi oleh bahasa tersebut, dalam arti bersifat informatif dan dengan itu pula gagasan dapat diterima dengan baik oleh pembacanya, dalam arti bersifat komunikatif.
2. pemakaian ulasan
untuk menopang gagasan dan memperjelas gagasan, pengarang memberikan ulasan, memberikan contoh-contoh, mengemukakan perbandingan-perbandingan. Suatu ulasa mungkin dapat memperjelas gagasan atau pesan dan tidak mustahil pula.
3. Pemanfaatan gaya bertutur
Dalam dunia sastra masalah gaya penyampaian atau gaya bahasa ini merupakan suatu yang amat menentukan visi kepengarangan seseorang, yang menentukan perbedaan suatu karya yang lain.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulakan gaya bahasa merupakan salah satu analisisnya. Gaya bahasa ditekankan pada keahlian untuk menulis indah dan unik. Gaya bahasa yang digunakan seseorang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang dapat mencerminkan jiwa dan kepribadian pengarang. Gaya bahasa yang baik dikategorikan pada bahasa yang relevan dan dapat menunjang permasalahan yang hendak dikemukakan serta bahasa yang tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema dan amanat.
Gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: (a). penegasan, terdiri dari pleonalisme, repetisi, klimaks, antiklimaks, retoris, dan lain-lain. (b). pertentangan terdiri dari: paradoks, antitesis, dan lain-lain. (c). perbandingan, terdiri dari: metafora, personifikasi, asosiasi, paralel dan lain-lain. (d). sindiran, terdiri dari: ironisme, sarkasme, dan sinisme.
Berbagai usaha atau tindakan yang dilakukan oleh penutur agar pendengar atau pembaca tertari dan terpengaruh oleh gagasan yang di sampaikan melalui tuturannya iti, usaha tersebut antara lain: (1). Pemilihan materi bahasa, (2). Pemakaian ulasan dan (3). Pemamfaatan gaya bertutur.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulkan yang telah dilakukan maka disarankan pada pembaca agar dapat memberikan saran dan kritikan, karena penulisan makalah ini masih dirasakan kurang mencakupi tentang studi semiotika, khususnya gaya bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar